Tuesday, June 11, 2013

TIPS MENCETAK ANAK CERDAS DAN SHOLEH SEJAK DALAM KANDUNGAN



Setiap orang tentu ingin memiliki anak yang cerdas dan sholeh-sholehah. Cerdas artinya anak mempunyai daya nalar yang baik dan daya tangkap pengertian terhadap lingkungan, sementara anak sholeh artinya anak mempunyai perilaku yang mulia, berakhlak baik, berbudi luhur, dan lainnya.

Untuk mencapai hal itu tentu harus ada upaya lahir dan batin sejak ketika memilih pasangan hidup hingga hidup menjadi sepasang suami istri.

Usaha-usaha itu antara lain :

1. Memperhatikan Pola Makan Yang Sehat
    
Pengaturan pola makan yang baik sebelum melakukan hubungan suami istri yang menghasilkan janin, sangat besar sekali manfaatnya. Hal ini akan berpengaruh pada kualitas dan kuantitas sperma dan sel telur yang nantinya membentuk janin. 

Makanlah makanan yang kaya gizi, nutrisi yang cukup dan pola hidup sehat sehingga proses kehamilan akan berlangsung optimal. Jauhi makanan haram karena akan menghasilkan sperma dan sel telur yang tidak baik. Selain itu, seorang ibu hamil harus senantiasa sehat sehingga tidak akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungannya.

2. Ikhlas dan Banyak Bersyukur

Kehamilan adalah Anugerah Allah yang harus disyukuri. Artinya, Anda sedang diberi amanah oleh Allah berupa anak. Untuk itu, Anda harus banyak bersyukur atas karunia indah ini dengan cara berbuat baik dengan sesama seperti shodaqoh, beramal baik, dll. serta menjauhi perbuatan jelek, termasuk perilakuperilaku suami (calon ayah) agar menjauhi perbuatan jelek atau maksiat seperti menyakiti manusia maupun binatang agar si jabang bayi diajuhkan dari pengaruh-pengaruh buruk.

Terimalah kehamilan itu dengan ikhlas dan senang hati, yakni kehamilan yang benar-benar dikehendaki. Tanpa kasih sayang tumbuh-kembang bayi tidak akan optimal.

3. Perbanyak Doa dan Dzikir

    Doa adalah manivestasi hubungan hamba dengan sang Khaliq Yang Maha Segalanya. Allah berjanji  siapa yang memohon kepadaNya, Dia akan mengabulkannya.

Berdoalah agar diberi kekuatan dan kemudahan dari sejak hamil hingga melahirkan. Berdoalah agar bayi yang dilahirkan nanti menjadi anak yang pintar, sehat, dan sholeh. Jangan lupa pula Doa Senggama yang dibaca suami istri setiap kali sebelum melakukan hubungan badan. 
"Dengan nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan itu dari anugerah (anak) yang akan Engkau berikan kepada kami."
4. Perbanyak Qiyamul Lail

Shalat malam terutama di sepertiga malam adalah sarana yang baik untuk menjalin hubngan dengan Allah. Banyak sekali manfaat yang diperoleh dari shalat malam, baik yang bersifat fisik maupun psikis. Diantaranya akan memperkokoh keyakinan dan rasa percaya diri yang diperlukan untuk menghadapi hal-hal yang tidak terduga selama kehamilan dan persalinan.  

5. Banyak Membaca Al-Qur`an

Membaca Al-Quran selain dapat membuat tentram bagi orang yang membacanya juga orang yang mendengarnya. Terlebih bagi wanita hamil, ia sangat membutuhkan ketenangan dan kenyamanan saat menjalani hari-harinya.

Perlu diingat, ketidakstabilan emosi wanita hamil dapat melepaskan zat-zat negatif dalam darahnya yang mengandung rasa tidak nyaman, sehingga secara tidak sadar bayi akan ikut terstimuli dan menjadi tidak stabil.

Sebaliknya, menurut psikolog anak Dra. Surastuti Nurdadi, stimuli positif dapat meningkatkan kecerdasan anak sejak dalam kandungan. Apalagi pada usia kehamilan 20 minggu lebih, janin sudah dapat mendengar suara yang datang dari luar. Maka bacaan Al-Quran adalah sebaik-baik bacaan yang perlu diperdengarkan oleh janin, sehingga kelak ia akan terbiasa dengan bacaan Al-Quran.

Dengan usaha lahir batin diharapkan kita sebagai orang tua bisa mendapatkan anak-anak yang cerdas, sehat, dan sholeh-sholehah. Semoga kita dijauhkan dari hal-hal yang jelek.

Dengan ikhtiar lahir dan batin secara maksimal semoga kita mendapatkan putra-putri yang kita idam-idamkan yakni putra-putri yang sehat, cantik dan tampan, cerdas, sholeh-sholehah yang berguna bagi kebaikan semua. Aamiin

Semoga bermanfaat...

Sunday, June 2, 2013

TIPS PENDIDIKAN ANAK USIA 6 TAHUN PERTAMA



Periode pertama dalam kehidupan anak (usia enam tahun pertama) merupakan periode yang amat kritis dan paling penting. Periode ini mempunyai pengaruh yang sangat mendalam dalam pembentukan pribadinya. Apapun yang terekam dalam benak anak pada periede ini, nanti akan tampak pengaruh- pengaruhnya dengan nyata pada kepribadiannya ketika menjadi dewasa. (Aisyah Abdurrahman Al Jalal, Al Muatstsirat as Salbiyah.)

Karena itu, para pendidik perlu memberikan banyak perhatian pada pendidikan anak dalam periode ini. Aspek-aspek yang wajib diperhatikan oleh kedua orangtua dapat kami ringkaskan sebagai berikut:

Memberikan kasih sayang yang diperlukan anak dari pihak kedua orangtua, terutama ibu. 
Ini perlu sekali, agar anak belajar mencintai orang lain. Jika anak tidak merasakan cinta kasih ini, maka akan tumbuh mencintai dirinya sendiri saja dan membenci orang disekitamya. 

"Seorang ibu harus menyadari bahwa tidak ada suatu apapun yang mesti menghalanginya untuk memberikan kepada anak kebutuhan alaminya berupa kasih sayang dan perlindungan. Dia akan merusak seluruh eksistensi anak, jika tidak memberikan haknya dalam perasaan-perasaan yang dikaruniakan Allah dengan rahmat dan hikmah-Nya dalam diri ibu, yang memancar dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhan anak." (Muhammad Quthub,Manhaiut Tarbiyah Al Islamiyah, juz 2.)

Maka sang ibu hendaklah senantiasa memperhatikan hal ini dan tidak terlalu sibuk dengan kegiatan karir di luar rumah, perselisihan dengan suami atau kesibukan lainnya.

Membiasakan anak berdisiplin mulai dari bulan-bulan pertama dari awal kehidupannya. Kami kira, ini bukan sesuatu yang tidak mungkin. Telah terbukti bahwa membiasakan anak untuk menyusu dan buang hajat pada waktu-waktu tertentu dan tetap, sesuatu yang mungkin meskipun melalui usaha yang berulang kali sehingga motorik tubuh akan terbiasa dan terlatih dengan hal ini. Kedisiplinan akan tumbuh dan bertambah sesuai dengan pertumbuhan anak, sehingga mampu untuk mengontrol tuntutan dan kebutuhannya pada masa mendatang.

Hendaklah kedua orangtua menjadi teladan yang baik bagi anak dari permulaan kehidupannya.
Yaitu dengan menetapi manhaj Islam dalam perilaku mereka secara umum dan dalam pergaulannya dengan anak secara khusus. Jangan mengira karena anak masih kecil dan tidak mengerti apa yang tejadi di sekitarnya, sehingga kedua orangtua melakukan tindakan-tindakan yang salah di hadapannya. Ini mempunyai pengaruh yang besar sekali pada pribadi anak. "Karena kemampuan anak untuk menangkap, dengan sadar atau tidak, adalah besar sekali. Terkadang melebihi apa yang kita duga. 

Sementara kita melihatnya sebagai makhluk kecil yang tidak tahu dan tidak mengerti. Memang, sekalipun ia tidak mengetahui apa yang dilihatnya, itu semua berpengaruh baginya. Sebab, di sana ada dua alat yang sangat peka sekali dalam diri anak yaitu alat penangkap dan alat peniru, meski kesadarannya mungkin terlambat sedikit atau banyak.

Akan tetapi hal ini tidak dapat merubah sesuatu sedikitpun. Anak akan menangkap dan akan meniru secara tidak sadar, atau tanpa kesadaran purna segala yang dilihat atau didengar di sekitamya." (Ibid.)


Anak dibiasakan dengan etiket umum yang mesti dilakukan dalam pergaulannya. Antara lain: 

  • Dibiasakan mengambil, memberi, makan dan minum dengan tangan kanan. Jika makan dengan tangan kiri, diperingatkan dan dipindahkan makanannya ke tangan kanannya secara halus.
  • Dibiasakan mendahulukan bagian kanan dalam berpakaian. Ketika mengenakan kain, baju, atau lainnya memulai dari kanan; dan ketika melepas pakaiannya memulai dari kiri.
  • Mencegah tidur tertelungkup dan dibiasakan tidur dengan miring ke kanan.
  • Dihindarkan tidak memakai pakaian atau celana yang pendek, agar anak tumbuh dengan kesadaran menutup aurat dan malu membukanya.
  • Dicegah menghisap jari dan menggigit kukunya.
  • Dibiasakan sederhana dalam makan dan minum, dan dijauhkan dari sikap rakus. 
  • Cegah bermain dengan hidungnya.
  • Dibiasakan membaca Bismillah ketika hendak makan.
  • Dibiasakan untuk mengambil makanan yang terdekat dan tidak memulai makan sebelum orang lain. 
  • makan dengan baik.
  • Tidak memandang dengan tajam kepada makanan maupun kepada orang 
  • Dibiasakan tidak makan dengan tergesa-gesa dan supaya mengunyah makanan dengan baik
  • Dibiasakan memakan makanan yang ada dan tidak mengingini yang tidak ada.
  • Dibiasakan menjaga kebersihan mulut dengan menggunakan siwak atau sikat gigi setelah makan, sebelum tidur, dan sehabis bangun tidur.
  • Dididik untuk mendahulukan orang lain dalam makanan atau permainan yang disenangi, dengan dibiasakan agar menghormati saudara-saudaranya, sanak familinya yang masih kecil, dan anak-anak tetangga jika mereka melihatnya sedang menikmati sesuatu makanan atau permainan.
  • Dibiasakan mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengulanginya berkali-kali setiap hari.
  • Dibiasakan membaca "Alhamdulillah" jika bersin, dan mengatakan "Yarhamukallah" kepada orang yang bersin jika membaca "Alhamdulillah".
  • Dibiasakan supaya menahan mulut dan menutupnya jika menguap, dan jangan sampai bersuara
  • Dibiasakan berterima kasih jika mendapat suatu kebaikan, sekalipun hanya sedikit.
  • Tidak memanggil ibu dan bapak dengan namanya, tetapi dibiasakan memanggil dengan kata-kata: Ummi (Ibu), dan Abi (Bapak).
  • Ketika berjalan jangan mendahului kedua orangtua atau siapa yang lebih tua darinya, dan tidak memasuki tempat lebih dahulu dari keduanya untuk menghormati mereka.
  • Dibiasakan berjalan kaki pada trotoar, bukan di tengah jalan.
  • Tidak membuang sampah di jalanan, bahkan menjauhkan kotoran darinya. 
  • Mengucapkan salam dengan sopan kepada orang yang dijumpainya dengan mengatakan "Assalamu 'alaikum" serta membalas salam orang yang mengucapkannya. Atau sapaan selamat pagi, selamat siang, dst.
  • Diajari kata-kata yang benar dan dibiasakan dengan bahasa yang baik.
  • Dibiasakan menuruti perintah orangtua atau siapa saja yang lebih besar darinya, jika disuruh sesuatu yang diperbolehkan.
  • Bila membantah diperingatkan supaya kembali kepada kebenaran dengan suka rela, jika memungkinkan. Tapi kalau tidak, dipaksa untuk menerima kebenaran, karena hal ini lebih baik daripada tetap membantah dan membandel.
  • Hendaknya kedua orangtua mengucapkan terima kasih kepada anak jika menuruti perintah dan menjauhi larangan. Bisa juga sekali-kali memberikan hadiah yang disenangi berupa makanan, mainan atau diajak jalan-jalan.
  • Tidak dilarang bermain selama masih aman, seperti bermain dengan pasir dan permainan yang diperbolehkan, sekalipun menyebabkan bajunya kotor. Karena permainan pada periode ini penting sekali untuk pembentukan jasmani dan akal anak.
  • Dibiasakan menghormati milik orang lain, dengan tidak mengambil permainan ataupun makanan orang lain, sekalipun permainan atau makanan saudaranya sendiri. 

Semoga bermanfaat..:)